Biografi Bupati Bantaeng, Nurdin Abdullah

Selain nama besar seperti Ahok, Risma, dan Ridwan Kamil, ada tokoh lain yang tidak tersentuh media dan mempunyai kontribusi yang baik bagi masyarakat. Beliau adalah bupati Bantaeng, Prof. DR. Ir. H. M. Nurdin Abdullah, M.Agr. kelahiran Pare-pare, 07 Februari 1963. Riwayat pendidikannya dimulai dari SD Negeri Teladan Pongtiku pada 1975, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 4 Pare-Pare pada 1978, lalu di SMA Negeri 5 Makassar yang diselesaikan pada 1981. Setamat SMA ia melanjutkan ke Perguruan Tinggi di Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas Hasanuddin (UNHAS), Makassar pada 1986. Tidak cukup mengenyam pendidikan jenjang S-1. Nurdin melanjutkannya ke jenjang yang lebih tinggi dengan mengambil Program Master of Agriculture di Universitas Kyushu, Jepang pada 1991. Tiga tahun kemudian, ia mengambil Program Doktor of Agriculture di Universitas yang sama. Pada bidang sosial, ia merupakan salah seorang dari Dewan Penyantun Politeknik Negeri Makassar.

Kabupaten Bantaeng adalah sebuah kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Banyak yang tidak pernah mendengar Kabupaten Bantaeng karena memang dulunya termasuk daerah tertinggal. Sebelum beliau menjabat, Bantaeng sering dilanda banjir dan daerahnya gersang. Saking sering terjadi banjir, anak anak Bantaeng terbiasa berenang dalam kubangan air. Tingkat kematian anak saat ibu melahirkan juga sangat tinggi karena buruknya pelayanan kesehatan. Sebelum Nurdin menjabat bupati tahun 2008, Bantaeng dulu termasuk 199 daerah tertinggal di Indonesia. Pertumbuhan ekonominya pun hanya 4,7 persen. Dulu, Bantaeng hanya terkenal sebagai daerah produsen air minum dalam kemasan.

Kini Bantaeng telah mengalami banyak kemajuan dalam bidang pendidikan, kesehatan dan pelayanan masyarakat. Sistem drainase kini sudah berjalan baik sehingga banjir tidak terjadi lagi. Bantaeng dulu terkenal dengan semak belukar menjadi kabupaten dengan "sejuta" tempat wisata indah. Bahkan Bupati Bantaeng ini bercita-cita menjadikan Bantaeng "Singapura" di Indonesia. Karena sebagian besar pusat pemerintahan dan fasilitas pelayanan publik di pindahkan di daerah pantai. Bahkan setelah 7 tahun memacu pertumbuhan ekonomi 4,7 persen data BPS, mengalami pertumbuhan 9,2 persen. Dan sekarang Bantaeng jadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi baru di Sulawesi Selatan.

Semenjak menjadi Bupati, Bapak Nurdin Abdullah berhasil meningkatkan iklim investasi di Bantaeng. 1000 ha disiapkan untuk pabrik smelter yang beroperasi tahun 2015, 2000 ha untuk relokasi industri dari Jepang. Bahkan rencananya kan dibangun sekolah mekanik Asia Pasifik kerjasama dengan Toyota serta BLK dengan standar internasional. Demi memberi pelayanan maksimal, Nurdin Abdullah menyediakan ambulans keliling yang memiliki fasilitas setara UGD. Masyarakat yang sakit cukup menelepon call center 113 dan dalam hitungan menit, mobil ambulance dilengkapi dokter dan perawat tiba di rumah calon pasien dan semuanya dilayani gratis 24 jam.

Pencapaian yang telah diperoleh Kabupaten Bantaeng sampai terdengar di negeri Paman Sam. Konsul Jenderal Amerika Serikat Joaquin Monserrateā€Ž terbang ke Bantaeng pada akhir 2014 lalu untuk melihat langsung pertumbuhan ekonomi dan layanan kesehatan ala Nurdin. Beberapa penghargaan yang pernah diterima oleh Bupati Nurdin antara lain adalah Piala Adipura dari Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia, 2009, 2010, 2011, 2012, 2013 dan 2014. Kabupaten Bantaeng telah menerima 1 Piagam dan Empat Piala selama Empat Tahun berturut-turut. Selain Piala Adipura, Penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) tahun 2013 dan 2014. Penghargaan yang diberikan oleh Pemerintah RI kepada daerah yang mampu menata transportasi publik dengan baik. Dan masih banyak lagi penghargaan yang dicapai selama Nurdin Abdullah menjabat menjadi Bupati Bantaeng.


Comments